Meraih kemuliaan dengan syukur dan murah tangan
Mengawali khutbah Jumat pada siang hari ini, kami ketengahkan sebuah kisah yang diceritakan oleh Rasul ﷺ. Ada tiga orang dari Bani Israil yang mempunyai penyakit berbeda.
Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua
menderita kebotakan, dan yang ketiga menderita kebutaan. Suatu saat Allah
bermaksud menguji mereka sehingga Dia mengutus seorang malaikat untuk menemui
mereka.
Pertama malaikat menemui orang yang terkena penyakit
kusta. “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” “Rupa dan kulit yang mulus
dan hilangnya sesuatu yang dianggap jijik oleh orang lain dari diriku.” Maka
malaikat itu mengusap penderita kusta sehingga warna kulitnya menjadi mulus.
“Kekayaan apa yang paling kamu senangi?” tanya
malaikat. Ia menjawab, ”Unta!” Maka malaikat memberikan seekor unta yang sedang
bunting dan berkata, “Semoga Allah memberkatimu dengan unta ini!”
Selanjutnya sang malaikat menemui orang botak dan
bertanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” “Rambut yang bagus agar
aku tidak lagi dicemooh oleh orang-orang,” jawabnya.
Maka malaikat mengusap kepala orang tersebut
sehingga hilanglah kebotakannya. Lalu dia pun memberikan rambut yang sangat
bagus kepadanya.
Malaikat ini bertanya lagi, “Harta apa yang paling
engkau sukai?” Orang botak menjawab, ”Sapi!” Maka ia diberi sekor sapi yang sedang bunting.
“Semoga Allah memberkatimu dengan sapi ini!” kata malaikat.
Kemudian sang malaikat menemui orang buta. Ia
berkata kepadanya, “Apa yang paling engkau inginkan sekarang?” Orang buta ini
menjawab, ”Dapat melihat!” Maka muka orang buta ini diusap oleh malaikat
sehingga ia dapat melihat. Lalu malaikat bertanya kepadanya, ”Harta apa yang
paling engkau senangi?” Ia menjawab, ”Kambing!” Maka orang ini diberi seekor
kambing yang sedang bunting dan akan segera beranak.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Singkat cerita, unta, sapi, dan kambing mereka terus
berkembang biak. Sehingga, masing-masing dari tiga orang itu mempunyai satu
lembah yang penuh dengan unta, sapi, dan kambing.
Suatu saat, malaikat yang pernah menemui mereka
datang kembali kepada mereka bertiga. Pertama kali ia menemui orang yang
asalnya terserang penyakit kusta yang telah menjadi orang yang bermuka tampan
dan berkulit mulus.
Malaikat ini berkata, “Saya ini orang miskin yang
sedang kesusahan melanjutkan perjalanan karena untaku kabur. Saat ini tidak ada
yang bisa membantuku kecuali Allah dan kamu. Atas nama Zat yang telah memberi
kulit mulus dan harta kepadamu, saya meminta seekor unta untuk dijadikan
tunggangan dalam perjalunanku.”
Orang ini menjawab, “Saya masih punya banyak
kewajiban yang harus dipenuhi. Jadi, maaf saja saya tidak bisa memberimu.”
Malaikat tersebut berkata, ”Rasanya saya mengenal
engkau. Bukankah dulu engkau penderita kusta yang dihina oleh orang banyak
karena fakir lalu Allah memberi harta kepadamu?”
Orang tersebut berkata, “Kata siapa? Kekayaan ini
saya dapatkan sebagai warisan dari orang tuaku,” Malaikat itu berkata, “Jika
engkau berdusta, Allah akan mengembalikanmu kepada keadaan semula.”
Karena ia berdusta maka Allah mengembalikannya
kepada keadaan semula, yaitu mengidap kembali kusta. Selanjutnya malaikat
mendatangi orang yang asalnya menderita kebotakan dan menyampaikan apa yang
telah disampaikan kepada penderita kusta.
Namun, orang botak ini pun juga mengaku bahwa
kekayaannya didapat dari harta warisan orang tuanya. Ia menolak memberi bantuan.
Malaikat berkata, “Jika engkau berdusta, engkau akan dikembalikan oleh Allah
kepada keadaan semula.” Dikarenakan dia berdusta, Allah mengembalikannya kepada
keadaan semula, yaitu botak kembali.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Lalu malaikat menemui orang buta yang telah dapat
melihat. Malaikat berkata, “Saya ini seorang manusia miskin yang sedang
melakukan perjalanan. Saya kehabisan bekal dan saya mengharap bantuan Allah dan
engkau. Atas nama Zat yang telah mengembalikan penglihatanmu, saya meminta
seekor kambing untuk bekal dalam perjalananku.”
Orang buta berkata, “Dulu saya buta lalu Allah
mengembalikan penglihatanku. Silakan ambil kambing yang engkau inginkan. Demi
Allah, saya tidak akan menghalangi sedikit pun apa yang engkau ambil untuk
Allah.” Malaikat berkata, “Pegang saja hartamu itu! Sebab, saya hanya menguji
kalian. Allah sungguh senang kepadamu dan marah kepada dua rekanmu Itu!”
Mari kita ambil pelajaran dari kisah yang baru saja
kita simak bersama. Pertama, di antara sifat buruk, bahkan sifat yang paling
buruk yang jangan sampai melekat pada diri kita adalah sifat kikir.
Kekikiran, jika itu mengendap pada jiwa kita,
membuatnya lupa dan mengingkari nikmat-nikmat Allah SWT yang telah Dia
anugerahkan kepada kita.
Allah SWT berfirman :
وَاَمَّا مَنْۢ بَخِلَ وَاسْتَغْنٰىۙ وَكَذَّبَ بِالْحُسْنٰىۙ فَسَنُيَسِّرُهٗ لِلْعُسْرٰىۗ وَمَا
يُغْنِيْ عَنْهُ مَالُهٗٓ اِذَا تَرَدّٰىٓۙ
“Dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan mempersiapkan baginya
(jalan) yang sukar, hartanya tidak bermanfaat baginya bila ia telah binasa.” (QS. Al Lail : 8-11)
Rasul ﷺ
bersabda :
وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛
فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ
“Dan takutlah kalian terhadap sifat kikir, sebab kikir itu telah
membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kikir menyebabkan mereka suka
mengalirkan darah sesamanya dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada
mereka.” (HR.
Muslim).
Muslimin Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah
Kedua, tidak hanya sifat kikir, sifat dusta termasuk
sifat buruk yang harus kita hindari. Kedua sifat ini, kikir dan dusta, menjadi pengantar turunnya
murka Allah SWT. Bisa kita lihat sendiri dari apa yang dialami oleh si
penderita kusta dan botak.
Allah SWT berfirman :
قُلْ اِنَّ الَّذِيْنَ يَفْتَرُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ لَا يُفْلِحُوْنَۗ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan
kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung’.” (QS. Yunus : 69)
Disebutkan pula dalam sebuah sahih riwayat
Bukhari-Muslim :
وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ
الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Hindarilah dusta, karena dusta itu menggiring kepada kejahatan
dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke dalam neraka. Seseorang yang senantiasa
berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di
sisi Allah.‘”
(HR. Bukhari-Muslim).
Asy-Sya’bi berkata :
و اجتنب الكذب في موضع ترى أنه ينفعك، فإنه يضرك.
“Jauhilah olehmu kebohongan yang kelihatannya
bermanfaat untukmu padahal ia membahayakanmu.”
Ketiga, jika kikir dan dusta termasuk di antara
sifat yang paling buruk, maka kejujuran dan kedermawanan merupakan lawan dari
kedua sifat sebelumnya.
Siapakah orang yang memiliki dua sifat mulia dalam
kisah di atas? Jawabannya adalah orang buta itu. Dia, tidak hanya mensyukuri
nikmat Allah SWT yang telah ia rasakan, namun juga bersikap dermawan. Dia pun
mendapatkan rida Allah SWT lantaran memiliki kedua sifat ini.
Tentang kejujuran, Rasul ﷺ pernah menyampaikan akan
keindahan di dalamnya :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي
إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ
وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا
“Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing
kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang
senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai
orang yang jujur di sisi Allah.” (HR. Bukhari-Muslim).
Hadirin Jamaah Shalat Jumat
Terkait sifat dermawan, Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan bahwa orang yang
bersifat demikian, akan mendapatkan doa malaikat. Sebab setiap pagi ada dua
malaikat yang turun ke bumi. Yang pertama berdoa, “Ya Allah, berikanlah ganti
kepada orang yang berinfak.” Malaikat yang kedua berdoa, “Ya Allah, berikanlah
kebinasaan kepada orang yang kikir.” (HR. Bukhari-Muslim)
Mari menjadi hamba yang memiliki kecerdasan dalam
mensyukuri nikmat Allah, mengamalkan kesalehan sosial dengan berbagi kepada
sesama termasuk dengan berkurban menyembelih hewan untuk dibagikan kepada kaum
dhuafa, dan kita jauhi sifat dusta serta kikir yang merupakan akhlak tercela.
